Selasa, 08 Januari 2013

PPI Belanda Beri Masukan untuk Kurikulum SD 2013

Masyarakat dan pelajar Indonesia di Belanda mengadakan pertemuan
terkait Kurikulum 2013 bersama PPI Belanda di Utrech, Belanda,
beberapa waktu lalu. (Foto oleh PPI Belanda)
Rencana Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kurikulum pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2013, ternyata tidak hanya ditanggapi oleh masyarakat di dalam negeri. Masyarakat dan pelajar Indonesia di Belanda juga ikut memberikan pandangan dan masukan terhadap kebijakan Kurikulum 2013 tersebut. Mereka menggelar pertemuan melalui Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di di Aula Stichting Generasi Baru, Utrecht, Belanda pada 29 Desember 2012.


"Pelajar dan masyarakat Indonesia di Belanda mengapresiasi langkah pemerintah yang membuka peluang kepada publik untuk berpartisipasi pada pengambilan kebijakan kurikulum 2013," demikian dilansir oleh Pengurus PPI Belanda melalui websitenya, seperti dikutip pada Selasa, (08/01/2013).

Hasil dari pertemuan tersebut mengusulkan agar pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk SD dapat dilebur atau dihilangkan. Selama ini pendidikan kewarganegaraan hanya bersifat menghapal apa arti tolong menolong atau mengapa harus gotong royong. Namun tidak menekankan implementasinya.

Salah seorang peserta pertemuan PPI Belanda sedang menyampaikan
pendapatnya tentang Kurikulum 2013. (Foto oleh PPI Belanda)
"Ini bukan berarti forum tidak mendukung program pendidikan karakter. Forum justru merekomendasikan agar pelajaran ini tidak bersifat doktrinal, melainkan lebih implementatif dan menggunakan pendekatan heart touching. Forum merekomendasikan agar pemerintah mencermati good practices pendidikan yang dikembangkan dalam sistem pendidikan di Belanda," demikian disebutkan dalam siaran pers tersebut.

Kemudian untuk pelajaran matematika, forum berpendapat bahwa pelajar SD kerap mendapatkan repetisi pelajaran. Penyebabnya adalah kurikulum yang terlampau berat untuk anak-anak seusia pelajar SD. Efek buruknya pelajaran tersebut tidak dapat diberikan secara tuntas, serta diulang dan diberikan kembali di jenjang pendidikan selanjutnya. Sehingga, forum menyarankan agar konten kurikulum pelajaran matematika dievaluasi.

Forum juga berpendapat agar pemerintah tidak menghapus pelajaran IPA dalam kurikulum pendidikan SD. Mereka menyarankan agar materi pelajar IPA menggunakan pendekatan aspek eksperimental, seperti bermain dengan alam atau alat peraga. Begitu pula dengan pelajaran bahasa Inggris, yang juga harus dipertahankan. Namun, materinya harus berupa praktek dengan membiasakan pelajar berbahasa Inggris, bukan hanya sekadar belajar teori.
 

"Kesuksesan implementasi kurikulum yang baru tidak hanya bertumpu pada substansi kurikulum yang ada, namun lebih bertumpu kepada kualitas implementator di lapangan, yaitu guru. Oleh karena itu, kualitas guru perlu diperhatikan, dan guru juga tidak boleh menjadi pribadi yang malas dan berhenti belajar," lanjut siaran pers tersebut.

Pemerintah sendiri akan mulai menerapkan Kurikulum 2013 bagi Pendidikan SD pada Juni 2013 nanti, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, hingga saat ini masih terus bermunculan pro kontra terhadap kebijakan tersebut. (Redaksi)

0 komentar:

Posting Komentar